Meski sudah dilakukan sejak dahulu, sayangnya sampai saat ini masih banyak petani yang masih merugi saat menanam komoditas ini. Lantas bagaimana cara menanam cabai yang benar dan hasil panen meningkat.
Menurut Standart Oprasional Prosedur yang dirancang oleh Yayasan Elang Memega Indonesia, yang disampaikan oleh Ketua Yemi Bahtiar, hal yang pertama yang harus dilakukan oleh para petani cabai dalam membudidayakan cabai yaitu menyediakan benih yang berkualitas. Proses ini sangat diperlukan untuk memastikan benih yang digunakan bermutu dan tumbuh dengan baik.
Setelah mendapatkan benih cabai yang terbaik, anda bisa langsung menyemai benih tersebut, penyemaian dilakukan dengan menggunakan media tanam yang berasal dari pupuk kompos, arang batok yang sudah dihancurkan dahulu, tanah humus dan kohe kambing, sapi atau burung puyuh, lalu dicampurkan kedalam poliback kecil dengan perbandingan 1:1, setelah itu media tanam tersebut disemprotkan dahulu dengan POC Biotrasth SRB yang sudah dilarutkan kedalam air dengan perbandingan 2 ml POC Biotrasth SRB dicampurkan dengan 1 liter air, setelah media tanamnya disemprot, maka dibiarkan selama 3 hari dan dihari 3 barulah benih tersebut disemai kedalam poliback yang sudah disiapkan.
Media tanam harus dalam keadaan steril. Tujuannya untuk menghindari penyakit yang menyerang bibit cabai.
Tahapan penanaman cabai berikutnya yaitu menyiapkan lahan yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman tersebut. Kegiatan persiapan lahan meliputi, pemberian pupuk dasar dan pemasangan mulsa. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik yang sudah matang.
Setelah itu bedengan disiram dengan POC Biotrasth SRB secara merata dan ditutup dengan menggunakan mulsa. Penyiraman POC Biotrasth SRB disarankan 3 hari sebelum tanam. Selanjutnya anda membuat lubang tanam dengan jarak 50x70 cm untuk musim hujan dan 40x50 cm untuk musim kemarau.
Selanjutnya tahapan penanaman, yaitu dengan memindahkan bibit dari persemaian kelahan penanaman, Pelaksanaan penanaman ini kalau bisa dilakukan sore hari menurut saran pak Bahtiar, agar tanaman muda tidak layu. Sebelum menanam pastikan untuk memeriksa bibit terlebih dahulu. Hanya bibit dengan pertumbuhan normal yang bisa dipindah tanam ke lahan terbuka.
Proses berikutnya adalah pengairan yaitu pemberian air sesuai dengan kebutuhan tanaman. Anda juga bisa melakukan dengan sistem lab sesuai kebutuhan dengan interval satu minggu saat musim kemarau. Sementara itu saat musim penghujan tiba, sebaiknya atur drainase agar air bisa berjalan lancar dan tidak membuat akar busuk akibat tergenang.
Kemudian pemupukan juga menjadi kunci keberhasilan dalam budidaya cabai, perbaikan dan peningkatan unsur hara dilakukan dengan menyemprotkan POC Biotrasth SRB yang sudah dilarutkan kedalam air, penyemprotan tersebut dilakukan selama 10 hari sekali. Penyemprotan dengan menggunakan POC Biotrasth SRB apabila kandungan hara dalam tanah tidak bisa mendukung pertumbuhan tanaman.
Selanjutnya pemasangan ajir atau penyanggah yang terbuat dari bambu, dengan tujuan untuk menopang tanaman agar bisa tumbuh tegak. Pemasangan ajir tersebut membuat tanaman cabai lebih kokoh dan tidak mudah rebah karena beban buah serta tiupan angin. Tidak hanya itu, dengan pemasangan ajir pemeliharaan juga menjadi lebih mudah.
Bahtiar juga berpesan kepada pelaku budidaya cabai, "Agar tanaman bisa tumbuh dengan baik dan berbuah lebat, maka anda harus menggunakan POC Biotrasth SRB dengan metode penyemprotan daun dan batang selama 10 hari sekali di waktu sore hari. Kemudian POC Biotrasth SRB tersebut dapat menurunkan populasi hama yang selalu menyerang cabai serta dapat menyembuhkan penyakit pusparium (daunnya keriting) yang selalu menyerang tanaman cabai". terang Bahtiar dalam ulasannya. (Red)


Posting Komentar